
Diantara kegiatan yang dapat difasilitasi oleh FNH Consulting adalah pendampingan pendirian program studi profesi dietisien.
Dasar Pendirian Program Studi Profesi Dietisien di Indonesia
Naskah Akademik Pendidikan Profesi Dietisien tahun 2016 yang disusun oleh KIGI, AIPGI, dan PERSAGI merupakan dasar pembukaan dan pengembangan program studi profesi Dietisien di Indonesia. Selain itu, menurut kajian Kementerian Kesehatan RI, saat ini isu strategis tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi adalah jumlah tenaga yang kurang, kualitas terbatas dan pendayagunaan yang belum optimal. Oleh karena itu perlu diupayakan ketersediaan tenaga gizi yang berkualifikasi Dietisien dalam jumlah yang cukup dan bermutu tinggi.
Data Pusdatin BPPSDM Kesehatan tahun 2016 juga menunjukkan bahwa rasio Dietesien : Rumah Sakit saat ini baru mencapai 0,33. Kebutuhan tenaga Dietisien juga akan semakin banyak kedepannya, baik untuk memenuhi kebutuhan di Rumah Sakit dan Puskesmas maupun di instansi lainnya seperti katering, sekolah-sekolah, pusat latihan atlet dan fasilitas kesehatan lainnya seperti klinik gizi serta pusat-pusat kebugaran.
Berbagai negara juga sudah lama menyelenggarakan pendidikan Dietisien dan menghasilkan Registered Dietitian (RD), seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, Korea, Malaysia, Thailand, Philipina, dan Singapura. Dengan demikian, di luar negeri telah terlebih dahulu menghasilkan banyak RD yang tentunya akan bebas masuk ke Indonesia pada MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang telah diberlakukan sejak awal tahun 2016. Tenaga gizi Indonesia harus siap berkompetisi baik di negara sendiri maupun dengan tenaga gizi dari negara anggota ASEAN lainnya.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka pelaksanaan pendidikan Dietisien di Indonesia sangat diperlukan terlebih RD di luar negeri bahkan sudah memiliki subspesialis tertentu di bidang Clinical Dietitians, Community Dietitians, dan Food Service Dietitians.
Kegiatan pendampingan dalam proses pendirian program studi Dietisien kiranya akan sangat membantu dalam mengefektifkan waktu dan mengefisienkan sumber daya sebab para profesional yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang mumpuni turut andil didalamnya.